MENDALAMI PUISI SAJAK PALSU

Karya Agus R. Sarjono

Karya sastra tidak terlepas dari keserasahan-keresahan dan pemikiran liar dari penyair, sebuah karya sastra yang baik yakni yang mampu menggambarkan realitas yang ada dengan dikemas dalam bentuk yang indah, sukar dipahami, dan memiliki makna yang meluas sehingga dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang. Seperti puisi yang akan saya telaah kali ini yakni puisi karya Agus R. Sarjono yang berjdul Sajak Palsu. Berdasarkan bentuknya puisi Agus R. Sarjono yang berjdul Sajak Palsu tersebut cukup unik karena puisi tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak memiliki bait pemisah, sehingga bentuk puisi tersebut seperti sebuah karangan cerita, selanjutnya pemilihan kata dalam puisi tersebut sangat umum sehingga mudah dipahami tetapi tetap tidak mengurangi keindahan dari puisi tersebut.

Berdasarkan isinya puisi yang diciptakan Agus R. Sarjono yang berjdul Sajak Palsu tersebut jika kita baca secara keseluruhan tentu kita akan diajak penyair untuk mengikuti arus dari makna puisi tersebut, yakni sebuah kepalsuan yang sejatinya selalu ada di sekitar kita. Dapat kita lihat dari banyaknya kata palsu yang digunakan penyair dalam puisi tersebut, seolah-oleh penyair ingin memberi penekanan yang lebih terhadap kata palsu. Saat membaca puisi tersebut kita akan diajak oleh penyair untuk membanyangkan betapa banyak kepalsuan yang diciptakan manusia dalam menjalani hidup mereka sendiri, mulai dari sistem pendidikan, profesi dan sistem pemerintahan yang serba dipalsukan. Hal tersebut dapat kita lihat pada penggalan puisi berikut.

Merekapun lahir sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu, ahli pertanian palsu, insinyur palsu. Sebagian menjadi guru, ilmuwan, atau seniman palsu.

Berdasarkan kutipan tersebut, sebenarnya dapat kita tarik aktualisasi dengan kehidupan saat ini yang penuh dengan kepalsuan. Sebagai contoh kita dapat melihat di negeri kita saat ini penuh dengan kepalsuan yang berasal dari kecurangan-kecurangan yang sengaja mereka ciptakan untuk mendapatkan keuntungan tanpa berfikir dampak yang akan terjadi setelahnya. Kita mulai dari hal kecil seperti sistem yang digunakan oleh pusat-pusat perbelanjaan pada umumnya yang memberikan diskon besar pada pembeli, sebenarnya itu hanyalah sebah kepalsuan yang sengaja dibuat sebagai strategi marketing. Mereka sengaja manaikkan harga barang kemudian mereka diskon seolah-oleh pembeli merasakan keuntungan jika membeli barang tersebut.

Contoh selanjutnya dapat kita lihat pada sistem pemerintahan yang ada di negeri kita saat ini. Para petinggi negeri berlomba-lomba mengobral sebuah janji yang sebenarnya hanyalah kepalsuan belaka yang sengaja mereka ciptakan untuk menarik simpati masyarakat. Inilah yang membuat saya sangat tertarik pada puisi ini karena saat saya selesai membaca puisi karya Agus R. Sarjono yang berjdul Sajak Palsu membuat saya tersadar betapa banyak kepalsuan yang ada di sekitar saya saat ini dan saya merasa puisi tersebut sangat mewakilkan keadaan sesungguhnya yang terjadi di dunia ini saat ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyelami Problematika Tokoh “Aku” dalam Lima Cerpen Karya Shoim Anwar Sebagai Bekal Refleksi di dalam Kehidupan